Minggu, 10 Januari 2010

Olah Sampah Basah, Siswa SD Perak Barat Sibuk Menutup Hidung

Olah Sampah Basah, Siswa SD Perak Barat Sibuk Menutup Hidung

Tiga puluh siswa SDN Perak Barat Surabaya nampak duduk berhimpitan dalam ruang perpustakaan sekolah yang cukup sempit. Kondisi ini tidak mengurangi antusiasme para siswa mengikuti workshop pengelolaan sampah basah dengan nara sumber Tunas Hijau, Rabu (29/12) siang. 30 siswa itu adalah siswa kelas 4 dan 5 SDN Perak Barat Surabaya. Sebagian besar dari mereka merupakan kader lingkungan hidup sekolah dasar kawasan Surabaya utara. Workshop tersebut mencoba untuk mengajarkan para siswa tentang cara mengolah sampah basah atau organik yang dihasilkan di sekolah menjadi kompos.


Diawal sesi yang dipandu oleh Bram Azzaino – aktivis senior Tunas Hijau, para siswa diajak mereview pengetahuan tentang sampah. Banyak hal yang diulas terkait sampah, mulai apa sih sampah itu, sumber sampah, macam-macam sampah, hingga pengelolaan sampah. Ketika ditanya apakah sampah basah dan sampah kering, nampak saling berebut diantara mereka untuk menjawab. Ada yang menjawab sampah basah itu sisa makanan, buah busuk dan sayuran. Sedangkan sampah kering itu kaleng, plastik, bungkus makanan, botol.


Bagaimana dengan pengertian sampah ini?” tanya Bram Azzaino sambil menunjukkan botol minuman plastik yang masih berisi air mineral. Dengan ragu-ragu mereka semua menjawab bahwa itu adalah jenis sampah basah. Dijelaskan oleh Bram bahwa sampah basah bukan berarti sampah itu basah oleh air. “Bahwa sampah basah kalau tidak kita kelola dengan baik akan berdampak buruk terhadap lingkungan hidup. Salah satunya ya menyebabkan bumi ini semakin panas. Diantara ciri sampah basah, bila sudah sehari, maka sampah itu akan berbau, mengeluarkan cairan dan mengundang belatung, jelas Bram Azzaino.


“Lalu bagaimana kita mengelola sampah basah?” tanya Bram. Ketika yang lain masih terdiam memikirkan caranya, siswa kelas 4D Raka Ditya langsung menjawab “Dengan dijadikan kompos”. “Betul. Lalu ada yang tau caranya buat kompos? Nah yang akan kita lakukan sekarang adalah praktek bagaimana cara membuat kompos,” jawab Bram sambil meminta para siswa untuk menuju lapangan untuk praktek pengolahan sampah basah menjadi kompos.


Saat melihat komposter, dengan antusias mereka membenahinya. Namun saat melihat sampah sisa makanan yang baru dikumpulkan dari kantin sekolah, hampir semua siswa yang melihat terasa jijik dan menutup hidungnya. Saat dijelaskan lebih lanjut bahwa komposter yang digunakan ini tidak menimbulkan bau, mereka semua penasaran. Ketika dibuktikan dengan memasukkan sampah basah yang sudah mereka kumpulkan kemudian komposter di tutup, mereka lantas mencoba mencium dari atas tutup. Akhirnya mereka percaya bahwa komposter itu tidak menimbulkan bau busuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar